Last night, the Hari Merdeka countdown was in front of the Big School building. The countdown and celebration were done moderately so as to respect the holy month of Ramadhan. Though moderate, it was so much meaningful and memorable. Me and the rest of the collegians even sang the song, Suria.
Suria
Suria muncul di pagi hari,
Kita bangun sederap kaki,
Menara bangsa akan kita bina,
Perkasa tiada rebah lagi.
Kita bangun sederap kaki,
Menara bangsa akan kita bina,
Perkasa tiada rebah lagi.
Mentari sudah ada di sini,
Pasti bersinar seribu tahun lagi,
Biar berhembus angin sangka kala,
Malam pasti tiada datang.
Pasti bersinar seribu tahun lagi,
Biar berhembus angin sangka kala,
Malam pasti tiada datang.
Kita sudah tiada perlu tidur kerna mimpi ada di depan mata,
Peluh jernih berganti keringat,
Bersinar bagai mutiara.
Peluh jernih berganti keringat,
Bersinar bagai mutiara.
Rimba akan terus hijau,
Unggas riang ria berkicau,
Air jernih meriak di kali,
Udara nyaman tenang di rongga.
Unggas riang ria berkicau,
Air jernih meriak di kali,
Udara nyaman tenang di rongga.
Darah kembali berharga,
Merah buat penyeri muka,
Embun jernih meniti di bibir,
Kasih sayang jadi milik semua.
Merah buat penyeri muka,
Embun jernih meniti di bibir,
Kasih sayang jadi milik semua.
Kita bebas terbang laksana burung,
Terikat hanya di tali cinta.
Terikat hanya di tali cinta.
Kita bebas terbang laksana burung, Terikat hanya di tali cinta.”
Happy 53rd Merdeka, Malaysia!